PSIKOLOGI UMUM



BAB I
PENDAHULUAN
1.               Latar Belakang
Psikologi perkembangan sebagai ilmu cabang psikologi menelaah berbagai perubahan intraindividual dan perubahan-perubahan intraindividual yang terjadi di dalam perubaha intraindividual. Tugasnya seperti yang dikatakan oleh La Bouvie, “Tidak hanya menedeskripsikan tetapi juga menjelaskan atau mengeksplikasikan perubahan-perubahan perilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden (gejalan yang mendahului) dan konsekuensinya” (60).
            Beberapa psikolog perkembangan mempelajari perubahan dalam perkembangan yang mencakup seluruh rentang kehidupan dari pembuahan sampai akhir hayat. Dengan begitu, mereka berusaha menggambarkan dengan sempurna dan kemunduran. Ahli-ahli lainnya hanya mempelajari salah satu bagian dari rentang kehidupan masa kanak-kanak, masa dewasa atau usia lanjut. Di dalam buku ini diusahakan untuk mencakup semua tindakan tersebut dan menunjukkan perubahan-perubahan perkembangan penting pada periode-periode yang berbeda selama keseluruhan rentang kehidupan.
            Pada mulanya, seperti kata Siegel “psikologi perkembangan mengkhususkan diri pada masalah usia dan tahapan-tahapan. Para penyelidik terdorong untuk mempelajari usia yang khas dan tertentu dimana terjadi berbagai tahapan perkembangan” (104). Bidang tempat riset yang dipusatkan merupakan bidang yang dianggap penting untuk penyesuaian evolusi manusia. Sebagian besar riset dipusatkan pada anak-anak usia prasekolah, usia sekolah dan remaja. Baru kemudian riset diperluas ke bawah, pertama ke tahap kelahiran lalu kepembuahan, dan selanjutnya ke atas, ke tahap dewasa, lanjut usia, dan akhirnya usia pertengahan.
Ada dua alasan utama mengapa terjadi perbedaan penekanan pada psikologi perkembangan. Pertama, penelitian terhadap periode tertentu dalam pola perkembangan, sangat diperngaruhi oleh keinginan untuk memecahkan beberapa masalah praktis dan masalah-masalah yang berkaitan dengan periode itu. Misalnya, riset mengenai usia pertengahan dikembangkan dari realisasi bahwa penyesuaian diri yang baik pada tahun-tahun kehidupan berikutnya sangat bergantung pada seberapa jauh seseorang dapat menyesuaikan diri, baik terhadap perubahan-perubahan fisik maupun psikologi yang biasanya terjadi pada usia pertengahan.
Karena dalam tahun terakhir ini pusat perhatian psikologi perkembangan telah berubah, maka terdapat kesenjangan dalam pengetahuan kita tentang gejala perkembangan yang berbeda, yang khas pada berbagai periode. Kesenjangan ini juga disebabkan antara lain sulitnya mempelajari keanekaan perilaku yang khas pada suatu peiode tertentu, khususnya kesulitan memperoleh sampel subjek usia tertentu untuk menemukan metode yang tetap untuk mempelajari pola perilaku.
Alasan kedua mengapa terjadi penekanan yang berbeda adalah bahwa lebih sulit mempelajari manusia pada beberapa tahap kehidupan tertentu daripada tahap-tahap kehidupan yang lain. Misalnya, untuk memperoleh subjek-subjek usia pertengahan dan usia lanjut adalah lebih sulit dibandingkan dengan mencari subjek-subjek usia prasekolah, dan usia sekolah atau remaja.
2.               Rumusan Masalah
·                  Apa yang dimaksud dengan perkembangan ?
          Apa saja fakta – fakta yang penting dalam perkembangan ?
          Apa yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian ?
          Apa yang dimaksud lansia ?
          Apa saja ciri – ciri lansia ?
          Apa saja tugas perkembangan pada usia lanjut ?
          Bagainmana penyesuaian diri pada lansia terhadap perubahan ?
          Apa saja tipe – tipe kepribadian lansia ?
3.               Tujuan Penulisan
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami perkembangan pada lansia. Sedangkan untuk tujuan khususnya adalah
          Untuk memahami pengertian perkembangan
          Untuk mengetahui fakta –fakta dalam perkembangan
          Untuk memahami pengertian perkembangan kepribadian
          Untuk memahami pengertian lansia
          Untuk mengetahui tugas pada usia lanjut
          Untuk mengetahui penyesuaian diri lansia terhadap perubahan
4.               Manfaat Penulisan
            Dengan disusunnya makalah ini semoga dapat memahami penyusunan isi dari makalah ini dan bisa menerapkannya serta lebih bisa dalam menyusunan makalah. Serta bagi pembaca bisa lebih memahami tentang pembahasannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele “ Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
            Pada dasarnya ada dua proses perkembangan yang saling bertentangan yang terjadi secara serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi. Keduanya mulai dari pembuahan dan berakhir dengan kematian. Dalam tahun-tahun pertama pertumbuhan berperan, sekalipun perubahan-perubahan yang bersifat kemunduran terjadi semenjak kehidupan janin. Pada bagian kehidupan selanjutnya kemunduran yang berperan sekalipun pertumbuhan tidak berhenti, rambut tumbuh terus dan sel-sel terus menerus berganti. Pada usia lanjut, beberapa bagian tubuh dan alam pikiran lebih banyak berubah daripada yang lain.
            Manusia tidak pernah statis. Semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun kemampuan psikologis. Piaget menjelaskan bahwa struktur itu “tidak pernah statis dan sudah ada semenjak awal”. Dengan perkataan lain, organisme yang matang selalu mengalami pembuahan yang progesif sebagai tanggapan terhadap kondisi yang bersifat pengalaman dan perubahan-perubahan itu mengakibatkan jaringan interaksi yang majemuk (87).
Sekalipun perkembangan itu berkesinambungan, seperti yang ditunjuk, Bower, dalam arti bahwa perkembangan itu merupakan proses siklik dengan berkembangnya kemampuan-kemampuan dan kemudian menghilang, dan yang akan muncul kembali pada usia berikutnya. Dalam hal ini bukan berkesinambungan dalam arti senantiasa meningkat, tetapi merupakan serangkaian gelombang dengan seluruh bagian perkembangan yang terjadi lagi secara berulang. Msialnya, dijelaskan Bower, bayi yang baru lahir dapat berjalan kalau dituntun, kemudian kebisaan ini menghilang dan hanya akan muncul lagi pada usia delapan atau sepuluh bulan selanjutnya dikatakan bahwa pelbagai penjelasan mengenai “proses pengulangan dalam perkembangan ini kelihatanya berbeda-beda tergantung pada pengulangan tertentu mana yang akan dijelaskan. Namun dari semua penjelasan itu ada kesamaannya yakni bahwa kesemuanya mempertahankan anggapan bahwa pertumbuhan psikologis meskipun kelihatan terbalik tumbuhnya merupakan proses yang berkesinambungan dan bersifat tambahan”.
2.2 Fakta – Fakta dalam perkembangan
Untuk memahami pola perkembangan, banyak fakta tertentu yang sifatnya fundamental dapat diramalkan harus dipertimbangakan. Masing-masing fakta ini mempunyai implikasi penting yang akan diterangkan pada halaman-halaman berikutnya.
1.         Dasar – dasar Pemulaan adalah sikap Kritis
Fakta pertama yang penting tentang perkembangan adalah bahwa dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis, sikap, kebiasaan dan pola perilaku yang dibentuk selama tahun-tahun pertama. Sangat menentukan seberapa jauh individu-individu berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan ketika mereka bertambah tua. Karena dasar-dasar permulaan cenderung mapan, maka penting bahwa dasar-dasar itu dapat mengarah kepada penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian social yang baik bila individu itu bertambah tua.
Beberapa tahun yang lampau, James sudah mengingatkan “dapatkan anak-anak yang masih muda ini menyadari betapa cepatnya mereka mampu mengelilingi sekitar lingkungannya? Seharusnya mereka lebih memperhatikan tingkah lakunya selagi masih dalam keadaan lentur begini”. Sama halnya dengan pandangan yang diungkap oleh Pijou “Banyak ahli psikologi anak mengatakan bahwa tahun-tahun prasekolah, sekitar dua sampai lima tahun, adalah salah satu tahapan yang penting”. Kalau tidak yang paling penting dalam seluruh tahapan perkembangan dan analisis tradisional. Tahapan itu juga berkesimpulan yang sama. Periode itu adalah periode dimana diletakkan dasar struktur perilaku yang kompleks yang dibentuk di dalam kehidupan seorang anak”
White berpendapat bahwa dasar-dasar yang diletakkan selama dua tahun pertama dari kehidupan merupakan dasar yang paling kritis. Menurut White, sumber kemampuan manusia ditemukan dalam masa kritis antara delapan dan delapan belas bulan. Selanjutnya diterangkah bahwa pengalaman-pengalaman anak selama rentang waktu ini lebih menentukan kemampuan di kemudian hari daripada sebelum atau sesudahnya.
Erikson berpendapat bahwa masa bayi merupakan masa individu belajar sikap-sikap percaya atau tidak percaya, tergantung pada bagaimana orang tua memuaskan kebutuhan anaknya akan makanan, perhatian, dan kasih sayang. Diungkapkan bahwa sikap-sikap ini kurang lebih mapan selama hidup dan mewarnai persepsi individu terhadap orang lain dan situasinya (35).
Pola-pola pertama cendurung mapan tetapi bukan berarti tidak dapat berubah. Ada tiga kondisi dimana perubahan cenderung terjadi.
Pertama, perubahan dapat terjadi apabila individu memperoleh bantuan atau bimbingan untuk membuat perubahan. Misalnya beberapa orang tua berhasil melatih seorang anak lebih baik menggunakan tangan kanannya daripada tangan kiri.
Kedua, perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang yang dihargai memperlakukan individu dengan cara-cara yang baru atau yang berbeda. Anak-anak yang telah dilatih untuk percaya bahwa mereka sebaiknya “ dilihat bukan didengar ” dapat didorong untuk lebih bebas mengekspresikan dirinya oleh guru membuat bahwa mereka mempunyai andil untuk disumbangkan pada kelompoknya.
Kondisi ketiga yang dapat menyebabkan perubahan adalah apabila ada motivasi yang kuat dari pihak individu sendiri untuk membuat perubahan. Kalau perilaku memperoleh imbalan dalam bentuk persetujuan social, maka hanya ada sedikit motivasi untuk membuat perubahan. Di lain pihak, apabila perilaku itu menmbulkan ketidaksetujuan sosial akan timbul motivasi yang kuat untuk berubah.
Dengan mengetahui bahwa dasar-dasar permulaan cenderung menetap, memungkinkan orang untuk meramalkan perkembangan anak di masa yang akan datang dengan tepat. Misalnya anak pendiam, introvert, tidak mungkin berkembang menjadi ekstrovert. Dan anak yang kurang berminat atau tidak berminat untuk bersekolah atau terhadap kegiatan sekolah tidak mungkin menjadi pelajar atau warga negara yang berpendidikan baik.
2.         Peran Kematangan dan Belajar dalam Perkembangan
            Faktor kedua yang penting dari perkembangan adalah bahwa kematangan dan belajar memainkan peranan yang penting dalam perkembangan. Kematangan adalah terbukanya sifat-sifat bawaan individu. Dalam fungsi philogenetik. Fungsi-fungsi yang lazim ditemui pada manusia seperti merangkak, duduk dan berjalan perkembangan berasal dari kematangan. Belajar dalam bentuk pelatihan, sedikit manfaatnya, sekalipun pengenalan terhadap lingkungan mengurangi kesempatan untuk praktek dapat menghambat perkembangan kematangan memberikan bahan dasar untuk belajar dan menetukan pola-pola umum dan urutan-urutan perilaku yang lebih umum.
Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha-usaha pada pihak individu. Dalam fungsi ontogenetik fungsi-fungsi yang khusus pada individu seperti menulis, mengemudi atau berenang belajar dalam bentuk pelatihan adalah sangat penting. Tanpa fungsi tersebut perkembangan tidak akan terjadi.
Tiga fakta penting timbul dari pengetahuan kita akan saling keterhubungan antara kematangan dan belajar sebagai penyebab perkembangan yaitu
          pertama, karena manusia mampu belajar, maka keanekaan mungkin terjadi, Perbedaan-perbedaan individu dalam kepribadian, sikap-sikap dan pola-pola perilaku terjadi bukan karena kematangan saja tetapi dari kematangan dan belajar.
          Kedua, kematangan memberi batasan dimana perkembangan tidak dapat memperoleh kemajuan sekalipun dengan metode belajar yang paling disukai dan dengan motivasi yang kuat dari pihak yang belajar. Kegagalan dapat disebabkan oleh kesulitan genetik potensi-potensi yang genetik berkembang.
          Ketiga, ada “jadwal” yang pasti untuk belajar. Individu tidak dapat belajar sampai dirinya siap. “Kesiapan perkembangan” atau kesiapan untuk belajar. Menetukan saat kapan belaja itu dapat dan harus dilakukan. Harris menekankan pentingnya untuk memperoleh kesempatan belajar bila individu itu sudah siap. “Mungkin, orang yang terlambat untuk melakukan pelatihannya tidak akan merealisasikan segala kemampuannya”.
3.         Perkembangan Mengikuti Pola yang Tertentu dan yang dapat Diramalkan
Fakta ketiga yang penting dalam perkembangan adalah bahwa perkembangan itu mengikuti pola tertentu dan yang dapat diramalkan. Misalnya, pola-pola teratur dari perkembangan fisik, motor, bicara dan perkembangan intelektual.
Jika kondisi lingkungan tidak menghambat, pekembangan akan mengikuti pola yang berlaku umum. Misalnya, bayi yang merangkak sebelum berjalan dan minat terhadap seks baru muncul setelah terjadi perubahan-perubahan pubertas.
Kondisi lingkungan penting karena kondisi ini memungkinkan kita meramalkan apa yang akan dilakukan orang pada usia tertentu dan merencanakan pendidikan dan pelatihan mereka sesuai dengan pola ini. Kalau perkembangan tidak dapat diramalkan, tidak mungkin merencanakan setiap periode tentang kehidupan. Misalnya, orang-orang usia pertengahan tidak akan mempunyai orientasi ke depan untuk membuat rencana sehubungan dengan menurunnya kesehatan dan berkurangnya penghasilan dengan bertambahnya usia mereka. Dan orang tua tidak mampu membuat rencana pelatihan yang diperlukan untuk anak-anak mereka hingga sesuai dengan masa hidup dewasanya.



klik disini untuk mendownload ppt  
http://www.ziddu.com/download/15566004/teori-sosial-kognitif.ppt.html