Tuesday, June 7, 2011

Perkembangan Kepribadian Anak

KEPRIBADIAN ANAK

A.            Ciri – ciri pada masa awal kanak – kanak
Salah satu ciri tertentu masa bayi merupakan ciri khas yang yang membedakanya dengan ciri – ciri lain dalam rentang kehidupan, demikian halnya dengan cirri – cirri tertentu dari periode awal masa kanak – kanak, ciri ini tercermin dalam sebutan yang biasanya diberikan olehg orank tua, pendidik dan ahli psikologi
B.            Macam – macam perkembangan pada masa awal kanak – kanak
  1. Perkembangan fisik
   Tinggi
   Berat
  Perbandingan tubuh
   Postur tubuh
   Tulang danotot
   Lemak
   gigi
2.            Keterampilan
   Keterampilan khusus
o    Keterampilan tangan
o   Keterampilan kaki
o    Pilihan penggunaan tangan
3.            Kemajuan berbicara
      •  Peningkatan Dalam Pengertian
      •  Peningkatan Dalam Keterampilan Berbicara
      •  Isi Pembicaraan
      •  Jumlah Bicara
      • Faktor yang mempengaruhi banyaknya anak berbicara
  1. Intelegensi
  2. Jenis disiplin
  3. Posisi urutan
  4. Besarnya keluarga
  5. Status social ekonomi
  6. Status ras
  7. Berbahasa dua
  8. Penggolongan peran – seks
  1. Emosi
                a.            Pola-pola emosi yang umum
b.            Bermacam-macam pola emosi
  1. Emosi yang umum pada masa awal kanak – kanak
   Amarah
   Takut
   Cemburu
   Ingin tahu
   Iri hati
   Gembira
   Sedih
  Kasih sayang

  1. Kepribadian
Dengan berjalannya periode awal masa kanak – kanak, anak semakin banyak berhubungan dengan teman – teman sebayanya, baik di lingkungan tetangga, di lingkungan pra sekolah atau di pusat perawatan anak. Sikap dan cara teman – teman memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep – diri, pengaruh mana dapat mendorong atau melawan dan bertentangan dengan pengaruh – pengaruh dari keluarga.
  1. Moral
Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip tentang benar dan salah. Ia juga tidak mempunyai dorongan untuk mengikuti peraturan karena tidak mengerti manfaat sebagai anggota kelompok sosial.
C.            SOSIALISASI PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
a.            Pola sosialisasi awal
Antara usia dua dan tiga tahun, anak menunjukkan minat yang nyata untuk melihat anak-anak lain dan berusaha mengadakan kontak sosial dengan mereka. Ini dikenal dengan bermain sejajar atau bermain sendiri-sendiri, tidak bermain dengan anak-anak lain.
Perkembangan berikutnya adalah bermain asosiatif dimana anak terliba dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak-anak lain. Dengan meningkatnya kontak sosial, anak terlibat dalam bermain kooperatif, dimana ia menjadi anggoa kelompok dan saling berinteraksi.
               
  1. Pola perilaku social dan tidak sosial
1.       sosial
   Meniru
   Persaingan
   Simpati
   Kerja sama
   Empati
   Dukungan social
   Membagi
   Perilaku akrab

2.       Pola tidak social
   Negativisme
   Agresif
   Perilaku berkuasa
   Memikirkan diri sendiri
   Mementingkan diri sendiri
   Merusak
   Pertentangan seks
   Prasangka

D.            BERMAIN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
  1. Bermacam-macam minat bermain
Ada bermacam-macam dalam pola ini, misalnya anak yang sangat cerdas lebih menyukai permainan  sandiwara, kegiatan yang kreatif dan buku-buku yang memberikan informasi daripada buku-buku yang bersifat hiburan. Dalam hal kontruksi, anak membuat model yang lebih mejemuk dan orisinil dari pada anak yang kurang pandai.
  1. Pola bermain pada masa awal kanak – kanak :
                1.            Bermain dengan mainan
                2.            Dramatitasi
                3.            Konstruksi
                4.            Permainan
                5.            Film, Radio dan Televisi
E.            KATEGORI KONSEP UMUM YANG BERKEMBANG SELAMA MASA AWAL KANAK-KANAK
  1. Kehidupan
  2. Kematian
  3. Fungsi tubuh
  4. Ruang
  5. Berat
  6. Bilangan
  7. Waktu
  8. Diri sendiri
  9. Keindahan
  10. Kesadaran sosial
  11. Kelucuan


 
F.    DISIPLIN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
Ada tiga unsur penting dalam disiplin, peraturan dan hukuman yang berfungsi  sebagai pedoman bagi penilain yang baik, hukuman bagi pelanggaran peraturan hukum dan hadiah untuk perilaku yang baik atau usaha untuk berperilaku  sosial yang baik. Selama awal masa kanak-kanak yang harus ditekankan adalah aspek pendidikan dari disipilin dan hukuman hanya diberikan kalau terbukti anak-anak mengerti apa yang diharapkan dan terlebih lagi kalau dia melanggar harapan-harapan ini. Cara untuk meningkatkan keinginan anak-anak untuk belajar berprilaku sosial yang baik adalah untuk memberikan hadiah.
  1. Jenis disiplin pada awal masa kanak kanak
1.       Disiplin otoriter
Dalam disiplin yang bersifat otoriter, orang tua dan pengasuh yang lain menetapkan peratuan dan memberitahukan anak bahwa ia harus mematuhi peraturan tersebut.
                 
2.       Disiplin lemah
Filsafat yang mendasari disiplin ini adalah bahwa melalui akibat dari perbuatannya sendiri anak akan blajar bagaimana berperilaku secara sosial. Dengan demikian dengan demikian anak tidak diajarkan peraturan-peraturan, ia tidak dihukum karena sengaja melanggar peraturan, juga tidak ada hadiah bagi anak yang berprilaku sosial yang baik.
3.       Disiplin demokratis
Dalam disiplin yang demokratis hukuman” diseuaikan dengan kejahatan” dalam arti diusahakan agar hukuman yang diberikan berhubungan dengan kesalahanya. Penghargaan terhadap usaha untuk menyesuaikan dengan harapan sosial yang tercakup dalam peraturan diperlihatkan melalui pemberian hadiah terutama dalam bentuk pujiab dan pengakuan sosial.

G.   MINAT PADA AWAL MASA KANAK KANAK
  1. Minat pada agama
  2. Minat pada tubuh manusia
  3. Minat pada diri sendiri
  4. Minat pada seks
  5. Minat terhadap pakaian

H.   PENGGOLONGAN PERAN – SEKS
Dalam perkembangan pola ini, anak diharapkan menguasai 2 aspek penting dari penggolongan peran seks, belajar bagimana melakukan peran seks yang tepat dan menerima kenyataan bahwa ia harus menyesuaikan kenyataan dengan stereotip peran-seks yang disetujui kalau ingin mendapatkan penilaian social dan juga penilaian social yang baik. Timbulnya kegagalan akan menyulitkan penyesuaian diri dengan kelompok teman – temanya sekalipun sangat penting dalam kehidupan anak social yang lebih besar.
I.                    HUNGAN KELUARGA PADA MASA AWAL KANAK – KANAK

1.       Hubungan Orang Tua – Anak
                        Perubahan – perubahan dalam hubungan orang tua anak yang di mulai sejak tahun kedua masa bayi berlangsung terus selama awal masa kanak – kanak dan biasanya dalam tingkat yang lebih cepat.

  Kondisi yang menyebabkan perubahan hubungan orang tua anak
        1.            Perubahan pada anak
        2.            Perubahan sikap orang tua
        3.            Konsep orang tua tentang anak yang “baik”
        4.            Konsep kekanak- kanakan tentang orang tua yang “baik”
        5.            Orang tua kesayangan
        6.            Lebih menyukai orang luar
2.       Hubungan dengan Saudara
Pertengkaran antar saudara memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi anak. Dari pertengkaran ini anak menemukan bahwa anak – anak lain ada yang mau dan ada yang tidak mau memberikan toleransi dan anak belajar bagaimana menjadi seorang ksatria yang kalah dan juga menjadi seorang pemenang yang baik. Anak tunggal tidak mengalami pertengkaran antar saudara dan memperoleh perhatian yang tidak terbagi dari orang tua, sehingga ia kurang mempunyai pengalaman belajar sosial.

3.       Hubungan dengan sanak keluarga
Hubungan yang kurang baik antara anak dengan sanak keluarga menimbulkan dua akibat. Pertama, anak ingin menghindari hubungan dengan sanak keluarga. Kedua, kalau anak mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan dengan salah satu keluarga, ia juga cengerung menghuindari semua sanak saudara yang tingkat usianya sama.

J. KEBAHAGIAAN SELAMA AWAL MASA KANAK – KANAK
Sebagaimana dengan setiap usia, kebahagiaan dalam masa awal kanak – kanak bergantung sebagian pada kejadian yang menimpa anak, seperti kehilangan teman dan pecahnya keluarga, dan sebagian bergantung pada kondisi – kondisi dalam diri anak sendiri, seperti cacat fisik yang menghambat dirinya melakukan apa yang dilakukan oleh teman – teman seusia atau gagal mencapai tujuan yang ditetapkan sendiri.

a.    Beberapa kondisi penting yang mendukung kebahagiaan
  Kesehatan yang baik yang memungkinkan anak menikmati apa pun yang ia lakukan dan berhasil dalam melakukannya.
  Lingkungan yang merangsang di mana anak memperoleh kesempatan untuk menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin.
  Perilakunya yang kekanak – kanakan dan mengganggu diterima oleh orang tua dan bimbingan orang tua dalam belajar berperilaku secara sosial.

K.    BAHAYA PADA AWALMASA KANAK-KANAK
a.       Bahaya Fisik
b.      Bahaya psikologis
  Bahaya dalam berbicara.
c.       Bahaya emosional
d.      Bahaya social
e.      Bahaya bermain
f.        Bahaya dalam perkembangan konsep.
g.       Bahaya moral
h.      Bahaya dalam penggolongan peran-seks.
i.        Bahaya dalam hubungan keluarga

No comments:

Post a Comment